Pembukaan Pameran Tumpuk Undung Jogja Move Art 2024 oleh 2R Makalangan dengan Membawakan Tari Jaipong di Halaman Taman Budaya Yogyakarta, Sabtu (28/9/2024) (Foto: Agus Ninja). |
Yogyakarta, JAGATBUDAYA.com - Jogja Move Art (JMA) 2024 hadirkan pameran seni bertajuk Tumpuk Undung di Taman Budaya Yogyakarta yang resmi dibuka pada Sabtu (28/9/2024). Pameran ini diikuti oleh sekitar 200 seniman dari berbagai wilayah di Indonesia. Pembukaan pameran tersebut berlangsung meriah dengan penampilan tari tradisional dari Sanggar Tari Pramuditha, Stefanie Art Foundation, Ni Dance, dan 2R Makalangan.
Agil Alfian, selaku ketua pelaksana JMA 2024 membuka pameran dengan mengapresiasi 200 seniman yang telah berpartisipasi. Ia mengabadikan foto bersama seniman yang telah hadir pada acara pembukaan pameran. Setelah itu, ia mengajak pengunjung untuk menikmati karya yang bervariatif secara teknik, gaya, dan goresan yang telah terpasang pada display pameran.
Tumpuk Undung dipilih sebagai tajuk JMA 2024 untuk menggambarkan kondisi gerakan dan ruang seni di Yogyakarta yang beragam. Saat diwawancara, Agil menjelaskan, “Tumpuk Undung dan Lika Laku Session adalah tema pameran. (Tema itu menggambarkan) bagaimana gerakan seni (yang) bertumpuk-tumpuk (beragam). (Tema itu) kita gambarkan melalui konsep scaffolding yang saling menumpuk (untuk bisa berdiri tegak).”
Agil juga menambahkan bahwa hadirnya JMA 2024 sebagai ruang seni merupakan wadah bagi seniman yang ingin mulai berkecimpung di industri seni rupa. JMA 2024 memberikan ruang bebas bagi para seniman untuk berekspresi dan mendapat apresiasi. “Tujuan JMA 2024 ini adalah mengapresiasi karya-karya seniman, agar terbuka terhadap karya dan tidak ada subjektivitas. Semua sama, karena setiap karya pasti ada pencintanya,” tegasnya.
Ruang galeri JMA 2024 bukan hanya menghadirkan karya dari seniman terkemuka saja. Ruang tersebut juga menjadi harapan bagi seniman pemula untuk berkesenian dan menyuarakan isu atau keresahan dengan berbagai tema, seperti budaya, lingkungan, atau hal-hal yang bersifat personal. Harapan itu juga dirasakan oleh Anggita Nur Lita Sari, seseorang yang baru pertama kali menjadi kontributor pada pameran seni.
“Ini ajang pertama yang saya ikuti. Enggak ekspek (karyanya bisa dipamerkan) karena seniman yang ikut banyak banget dengan karya yang amazing. Melihat dari syaratnya, saya kira akan sulit. Tapi ternyata bisa. Karena background saya sebenarnya tenaga kesehatan, enggak ada background seni sama sekali,” jelasnya saat diwawancarai pada pembukaan pameran.
Anggita mengirimkan karya lukisannya berjudul Harapan Baru yang digambarkan melalui simbol bunga yang mekar. Judul itu ia pilih karena JMA 2024 merupakan langkah awal dalam karier seni rupanya di luar hobi. Ia berharap, pameran ini akan membuka banyak kesempatan yang lebih besar setelah pameran ini berakhir.
Hokky Syahdu, kontributor dan anggota komunitas Benang Sari Project juga turut berkontribusi dalam pameran Tumpuk Undung JMA 2024. Lukisan yang ia pamerkan berjudul The Forgotten Heroes merupakan bentuk ekspresi personalnya mengenai perkembangan media saat ini. Hokky baru menekuni dunia seni sejak dua tahun yang lalu. Menurutnya, melukis merupakan bentuk ekspresi murni dari dalam diri sendiri. Seni bukan hanya tentang kebebasan tetapi juga kedisiplinan dan tanggung jawab kepada diri sendiri.
Galeri Tumpuk Undung dibuka secara gratis bagi pengunjung mulai tanggal 28 September sampai dengan 1 Oktober 2024 pada pukul 18.00-22.00 WIB. Januri, pengunjung JMA 2024 yang juga seorang pelukis menilai bahwa pameran Tumpuk Undung adalah acara yang menarik. Ia dapat mengambil banyak perspektif dari berbagai lukisan yang bervariatif. Ditambah lagi, perupa yang berkontribusi pada pameran bukan hanya dari wilayah Yogyakarta saja, melainkan dari Manado, Aceh, dan berbagai wilayah lainnya.
JMA 2024 bukan hanya mengapresiasi seniman tetapi juga turut melestarikan budaya melalui suara seni. Hal itu ditampilkan melalui pembukaan pameran dengan tari Dewi Arimbi oleh Sanggar Tari Pramuditha, Tari Seribu Tangan oleh Stefanie Art Foundation, tari kreasi kontemporer oleh Ni Dance, dan Tari Jaipong oleh 2R Makalangan. Selain itu, banyak diantara seniman yang berkontribusi juga menyuarakan budaya melalui gambarnya. Hal itu menjadi bentuk edukasi seni dan budaya yang ingin ditampilkan pada pameran Tumpuk Undung oleh Jogja Move Art 2024.
Penulis: Agus Ninja Nurul Chikam
Editor: Anisah Kurnia Rahmawati