Kompleks Candi Muara Takus yang diyakini sebagai salah satu bukti keberadaan Kerajaan Sriwijaya, terletak di Kabupaten Kampar – Riau (Dokumentasi: JNEWSONLINE.COM) JAGATBUDAYA.com - Gending Sriwijaya merupakan lagu daerah Palembang, Sumatera Selatan yang diciptakan oleh Guruh Soekarno Putra pada tahun 1943. Lagu ini menjadi salah satu bentuk seni tradisional yang kaya akan nilai-nilai budaya. Kejayaan Kerajaan Sriwijaya tergambar dalam karya ini seperti kaya akan kebudayaan, keluhuran, kejayaan dan keagungan, yang pada masa itu berhasil menyatukan wilayah barat. Nama “gending” diambil dari bahasa Jawa yang berarti lagu, sedangkan “sriwijaya” merupakan nama satu kerajaan yang pernah berjaya di Kota Palembang. Secara keseluruhan lagu ini diciptakan untuk memperlihatkan betapa agungnya Kerajaan Sriwijaya yang membawa kehormatan bagi Nusantara. Dalam lirik lagu “Gending Sriwijaya”, kehadiran Sriwijaya dalam runtutan sejarah Indonesia merupakan sebuah simbol dari kemegahan sejarah di Indonesia. Lirik yang indah dan megah pada lagu ini ternyata menyimpan makna mendalam yang berhubungan erat dengan kekayaan budaya, agama, hingga semangat nasionalisme. Berikut beberapa makna penting yang tersirat di dalam lagu ini, menurut pagaralampos.disway.id: 1. Masa Keemasan Sriwijaya Lirik lagu ini dibuka dengan kalimat “Di kala ku merindukan keluhuran dulu kala” yang secara tersirat menyatakan bahwa ada kerinduan akan masa keemasan Kerajaan Sriwijaya. Dikutip dari detik.com, Kerajaan Sriwijaya mengalami masa kejayaan pada abad ke-7 hingga abad ke-11 Masehi. Di mana, pada masa itu Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat perdagangan dan persebaran agama Buddha terbesar di Asia Tenggara. 2. Unsur Keagamanaan Pada lirik-lirik yang tergantung dalam lagu ini mencerminkan pengaruh agama Buddha yang identik dengan Kerajaan Sriwijaya sebagai Kerajaan Agama Buddha tertua di Nusantara. Hal ini digambarkan melalui hampir di semua lirik, seperti “Asrama Agung Sang Maha Guru”, “Dharmapala”, “Gautama Buddha Sakti”, dan “Borobudur” yang menunjukkan peran sentral agama Buddha dalam struktur sosial dan budaya Kerajaan Sriwijaya. Gending Sriwijaya membawa peran penting dalam merayakan kebesaran serta keagungan Kerajaan Sriwijaya. Selain itu lagu ini juga mengajak kita untuk turut serta menghormati dan mengingat apa yang sudah dilakukan Kerajaan Sriwijaya dalam pembentukan sejarah Indonesia. Pada tahun 1943-1946 berkembanglah tarian “Gending Sriwijaya” yang terinspirasi dari lagu “Gending Sriwijaya” yang kemudian diresmikan pada tahun 1960-an sebagai tarian penyambut tamu oleh Gubernur Sumatera Selatan, H. Asnawi Mangku Alam. Dalam wawancara bersama tokezone.com, Ketua Dewan Kesenian Palembang (DKP), Vebri Al-Lintani, menjelaskan bahwa Tari Gending Sriwijaya awalnya diciptakan untuk menyambut kedatangan pemerintah Jepang. Tari ini pertama kali ditampilkan di depan Masjid Agung tujuh hari sebelum Indonesia meraih kemerdekaan. Hingga saat ini, kedua karya seni ini menjadi ikon Provinsi Sumatera Selatan dalam menyambut kehadiran tamu-tamu penting yang berkunjung ke Sumatera Selatan. Penulis : Devita Melanie Candra Editor : Anisah Kurnia Rahawati |
Tags:
SENI