Ramayana Suraloka: Melestarikan Budaya Melalui Zoo Show

Pemeran Ramayana Anak Senang (RAS) pada Sabtu (28/9/2024) di Ramayana Suraloka yang diadakan oleh Suraloka Interactive Zoo Yogyakarta. (Dokumentasi: Devita/Reporter)

Yogyakarta, JAGATBUDAYA.com - Acara "Ramayana Suraloka" sukses digelar di Suraloka Interactive Zoo pada tanggal 28-29 September 2024. Kegiatan ini merupakan bukti komitmen Suraloka Zoo dalam menghadirkan kebudayaan Indonesia melalui konsep zoo show yang inovatif, dengan tujuan memberikan edukasi kepada penonton mengenai kekayaan budaya Tanah Air.


Endro Sutopo, koordinator acara Ramayana Suraloka, menjelaskan bahwa Suraloka Zoo berupaya menciptakan pengalaman yang berbeda dalam penyelenggaraan zoo show. "Biasanya, zoo show hanya diisi dengan penampilan hewan. Namun, kali ini kami melengkapi dengan sendratari, menjadikan acara ini lebih berwarna," ungkap Endro. Ia menambahkan bahwa tema yang diangkat, yaitu cerita Ramayana, dipilih karena memiliki elemen yang mudah diingat dan dapat dinikmati oleh semua kalangan.


"Ramayana adalah salah satu cerita klasik yang paling dikenal di Jogja. Karakter dan alur ceritanya singkat, sehingga mudah dipahami oleh penonton," jelasnya. Endro juga menekankan bahwa kegiatan semacam ini bukanlah yang pertama, melainkan rutin diadakan setiap tiga bulan sekali. Setiap acara biasanya menampilkan animal show serta kesenian, termasuk tari-tarian, dan melibatkan sekolah-sekolah untuk berpartisipasi. Tema yang diangkat pun beragam, menyesuaikan dengan perayaan besar, mulai dari Hari Kemerdekaan hingga Halloween.


Sendratari Ramayana ditampilkan oleh Ramayana Anak Senang (RAS), sebuah kelompok seni di bawah naungan Omah Gondol Yogyakarta. Yang menarik, penampil dalam sendratari ini adalah anak-anak berusia antara 3 hingga 15 tahun, yang telah tumbuh dan berkembang dalam lingkungan seni. Sunu, koreografer dari Ramayana Anak Senang, menjelaskan bahwa keterlibatan anak-anak dalam pertunjukan ini bertujuan untuk mengenalkan mereka pada dunia seni dan kedisiplinan.


"Anak-anak yang berpartisipasi adalah anak-anak dari penari dan seniman yang berkumpul karena ketertarikan mereka dalam menari. Kami ingin mewadahi mereka untuk mengekspresikan diri melalui seni," ujar Sunu.


Agnes Niki, seorang orang tua yang memiliki anak bernama Pamase, yang juga berpartisipasi dalam RAS, mengungkapkan bahwa keterlibatan anaknya dalam sendratari ini adalah wadah yang baik untuk menyalurkan energi dan ekspresi. "Saya berharap anak-anak di Indonesia dapat mengenal dan memahami kebudayaan kita. Lebih baik lagi jika mereka bisa ikut serta dalam mempraktikkan kebudayaan tersebut," katanya.


Penonton yang menikmati pertunjukan zoo show ini berasal dari berbagai kalangan, mulai dari orang tua hingga anak-anak. Imam, salah satu pengunjung, berharap agar pertunjukan seni seperti ini dapat ditampilkan di berbagai lokasi di Jogja. "Ini bisa menjadi daya tarik tersendiri, sehingga orang-orang dapat mempelajari kebudayaan lokal di tengah tren budaya luar yang semakin mendominasi," tambahnya.


Dengan keberhasilan acara ini, Suraloka Zoo tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga berkontribusi dalam pelestarian budaya Indonesia serta membuka peluang bagi kolaborasi seni dan pariwisata dj Yogyakarta. Diharapkan acara serupa dapat terus diadakan untuk mempromosikan dan mendidik masyarakat mengenai kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia.


Penulis : Devita Melanie Candra

Editor : Dea Arda Rikia


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama