![]() |
Muda Mudi Pijenan praktik bersama Simbah Kaum Sariyanto untuk menghidangkan makanan, 13 Sepetember 2024. |
JAGATBUDAYA.com - Di tengah pesatnya modernisasi, pemuda-pemudi Pijenan DK 7, Wijirejo, Pandak, Bantul, Yogyakarta, berupaya melestarikan tradisi lokal melalui gladi sinoman. Pada Jumat, 13 September 2024, di Gedung PAUD Pijenan, komunitas MOEPI (Muda Mudi Pijenan) berkumpul untuk belajar dan mendalami salah satu warisan budaya Jawa yang hampir punah, yakni sinoman.
Dalam pelatihannya, Kaum Sariyanto menekankan pentingnya memahami tata cara menjamu atau memuliakan tamu sesuai norma adat, khususnya di Bantul. "Generasi muda perlu dibekali pengetahuan yang benar tentang tradisi ini agar tidak salah dalam melaksanakannya. Sinoman bukan hanya sekadar tugas rutin, tapi bagian dari budaya yang kaya akan nilai-nilai luhur," jelas Sariyanto.
Tradisi sinoman sendiri memiliki makna mendalam dalam kehidupan masyarakat Jawa. Lebih dari sekadar gotong royong dalam membantu penyelenggaraan acara, sinoman mencerminkan kearifan lokal yang kaya akan etika sosial. Tradisi ini memberikan banyak manfaat bagi masyarakat yang masih mempraktikkannya, dari mempererat tali silaturahmi hingga menjaga harmoni dalam kehidupan bermasyarakat.
Dalam gladi tersebut, pemuda-pemudi MOEPI dilatih secara detail mulai dari tata cara penyajian makanan, hingga sikap dan etika dalam melayani tamu. Gladi ini diharapkan dapat membangkitkan kembali kesadaran generasi muda akan pentingnya tradisi lokal, sekaligus mempersiapkan mereka untuk tetap melestarikan adat istiadat yang telah ada sejak lama. Dengan adanya kegiatan seperti ini, sinoman tidak hanya menjadi warisan budaya, tetapi juga menjadi sarana untuk mempererat hubungan sosial dan menjaga kearifan lokal di tengah perkembangan zaman.
Penulis : Dea Arda Rikia
Editor : Anisah Kurnia Rahmawati