Rayakan Hari Batik Nasional, Dinas Kebudayaan Yogyakarta Adakan Kegiatan Membatik Bersama Anak-anak Art For Children

Dian Lakshmi (tengah), Kepala Dinas Kebudayaan DIY membuka kegiatan membatik bersama pada peringatan Hari Batik Nasional 2024 di pelataran ruang galeri Taman Budaya Yogyakarta pada Rabu (02/10/2024). (Foto: jagatbudaya.com/agusninja).



Yogyakarta, JAGATBUDAYA.com - Dinas Kebudayaan Yogyakarta menggelar kegiatan membatik bersama di pelataran ruang galeri Taman Budaya Yogyakarta pada Rabu (02/10/2024). Kegiatan membatik itu diikuti oleh 800 anak-anak murid Art for Children (AFC) dan pengunjung.


Kegiatan bertema Menapak Jejak Merawat Budaya Yogyakarta Melalui Batik Sebagai Pusaka Dunia itu merupakan bagian dari perayaan Hari Batik Nasional 2024 yang jatuh pada hari yang sama. Acara itu juga sekaligus merayakan ulang tahun ke-20 program AFC.


Art for Children merupakan salah satu program dan kegiatan manajemen talenta yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan melalui Taman Budaya Yogyakarta. Program ini bertujuan untuk menumbuhkan serta mengidentifikasi bibit-bibit pelaku seni di Yogyakarta. Program pengembangan itu diikuti oleh anak-anak yang memiliki talenta di bidang seni, baik seni rupa, musik, tari, teater, maupun sastra agar di masa depan dapat tumbuh menjadi seniman-seniman andal di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Wahidi Purnama, selaku instruktur seni karawitan pada AFC menjelaskan bahwa “AFC (merupakan wadah) seni yang diperuntukkan kepada anak-anak, tetapi tidak menjadikan anak sebagai seniman. (Program ini bertujuan) agar anak mengerti seni, suka berseni.” Selain itu, AFC juga berperan dalam memupuk budi pekerti, tutur kata, dan etika. Sehingga, keinginan untuk berkesenian akan lahir dengan sendirinya tanpa harus dipaksakan.

Dalam pidato pembukaan, Dian Lakshmi Pratiwi, kepala Dinas Kebudayaan Yogyakarta, menyebutkan bahwa anak-anak sama berharganya dengan batik yang telah terdaftar sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO. Ia menambahkan bahwa anak-anak dan batik merupakan pusaka dan warisan di masa depan. Anak-anak sebagai penerus generasi serta batik sebagai identitas bangsa. 


Perayaan Hari Batik Nasional 2024 dan HUT ke-20 program AFC merupakan bentuk apresiasi Dinas Kebudayaan terhadap anak-anak, orang tua, instruktur seni dan asisten instruktur seni dalam upaya regenerasi seniman di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan membatik bersama ini bertujuan untuk menguatkan pengembangan-pengembangan seni yang ada pada AFC sekaligus menguatkan rasa cinta dan kedekatan dengan batik sebagai warisan budaya, seperti yang diharapkan oleh Dian selaku kepala Dinas Kebudayaan. 


Setelah menyampaikan pidato sambutan, Dian membuka kegiatan dengan memulai membatik pada kain yang telah terbentang. Ia menuliskan “Batik adalah Kita” pada salah satu bagian kain. Ia menjelaskan, “batik adalah kita,  ini adalah gambaran dari talenta-talenta muda seni yang ada di Yogyakarta.”


Kain sepanjang 150 meter itu kemudian dilukis dan diwarnai bersama seluruh pengunjung yang terdiri dari anak-anak, remaja, hingga orang tua. Nurohmad, mentor kelas seni batik di AFC menyampaikan bahwa acara ini merupakan upaya memperkenalkan batik melalui media yang disukai anak-anak. Motif batik yang digambar pada kain menampilkan beragam ekspresi wajah, ikon kebudayaan Yogyakarta, elemen-elemen hari lahir yang meliputi api, angin, dan beberapa unsur lainnya. Motif itu dicetak oleh Nurahmad agar memberi kesan menyenangkan bagi anak-anak sehingga memunculkan kesukaan terhadap seni batik.

“Harapannya (dengan motif itu)  mereka akan lebih dekat dengan batik. Batik itu enjoy, indah dan menyenangkan. Sehingga mereka akan dengan suka, enjoy, masuk ke dunia batik. Influence itu akan mengena di hati dia (anak-anak),” tegas Nurahmad.

Motif-motif yang digunakan dalam kain batik itu juga mendapat pujian dari kepala Dinas Kebudayaan. Dian menilai, penggunaan motif seperti becak, gunungan wayang, tiang listrik sebagai cecekan awal mampu mengenalkan penanda-penanda kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sehingga, anak-anak bukan hanya belajar teknik membatik tetapi juga mengetahui ciri khas daerahnya.

Fitri, salah satu pengunjung sekaligus wali murid kelas seni rupa AFC menyampaikan, “acara hari ini sangat menarik. Anak-anak juga banyak yang tertarik. Seperti anak saya baru pertama kali membatik, tetapi semangat sekali,” ujarnya. Ia juga berharap agar warian seni batik dapat dicintai oleh anak-anak. Harapan serupa juga disampaikan oleh wali murid kelas AFC, Ulfa, yang mendaftarkan kedua anaknya pada kelas seni batik. Ia berharap agar di masa depan, akan lebih banyak seniman muda yang melestarikan seni batik sebagai warisan budaya bangsa. 


Penulis : Agus Ninja Nurul Chikam

Editor : Dea Arda Rikia



 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama