Gambar para penari Lenso yang sedang melakukan pertunjukan (Sumber gramedia.com)
JAGATBUDAYA.com - Tari Lenso merupakan sebuah seni tari asal Maluku yang kaya akan sejarah. Tarian ini menampilkan penari wanita yang menggunakan sapu tangan atau selendang sebagai atribut khas. Tari Lenso adalah simbol akulturasi budaya yang terjadi pada masa penjajahan Portugis dan Belanda. Kata “Lenso” sendiri berasal dari Bahasa Portugis yang berarti sapu tangan. Tari Lenso diperkenalkan oleh Portugis ratusan tahun lalu dan dipopulerkan kembali oleh Belanda pada 31 Agustus 1612, bertepatan dengan perayaan ulang tahun Ratu Wilhelmina di Ambon. Awalnya, tarian ini hanya ditampilkan oleh masyarakat Desa Kilang, tetapi seiring berjalannya waktu, tari ini ditampilkan di berbagai acara adat dan hiburan. Presiden Soekarno juga berperan dalam penyebaran Tari Lenso saat berkunjung ke negara-negara lain dan pada saat kedatangan tamu kenegaraan. Meskipun banyak ditemukan di wilayah mayoritas beragama Kristen seperti Pulau Ambon dan Seram, kini Tari Lenco juga dapat ditemukan di wilayah dengan mayoritas Muslim. Tari Lenso memiliki berbagai fungsi dalam kehidupan masyarakat Maluku, antara lain: 1. Menyambut Tamu: Tarian ini melambangkan kegembiraan dan penghormatan kepada tamu. 2. Hiburan: Dalam konteks pertunjukan, sapu tangan yang dibawa penari sering dijadikan properti untuk melibatkan penonton. 3. Upacara Adat: Tarian ini menjadi bagian penting dari ritual adat yang menghormati leluhur. 4. Ucapan Syukur: Tari Lenso sering dipentaskan untuk merayakan hasil panen yang melimpah. 5. Acara Peringatan: Dalam berbagai acara penting, tari ini selalu menjadi sajian yang dinantikan. Tak hanya itu, dikutip dari popmama.com, dalam kesempatan berbeda, Tari Lenso ternyata juga memiliki tujuan untuk ajang pencarian jodoh. Selendang di sini berfungsi sebagai alat persetujuan atau penolakan antara laki-laki dan perempuan yang saling melakukan pendekatan. Saat menari, penari akan mengulurkan selendangnya kepada laki-laki atau perempuan yang mereka incar. Apabila selendang diterima dengan baik, artinya mereka bisa lanjut ke tahap mengenal lebih dekat. Namun jika selendang tidak diterima atau dibuang, maka pupus sudah harapan penari untuk meneruskan cintanya. Tari Lenso terdiri dari tiga gerakan dasar yang dapat dimodifikasi, yakni gerakan maju, gerakan jumput, dan gerakan mundur. Masing-masing gerakan tersebut memiliki makna tersendiri. Gerakan maju menggambarkan kebersamaan dan penghormatan, gerakan jumput menunjukkan keterbukaan dan kesetaraan, dan gerakan mundur menunjukkan sikap terbuka terhadap tamu. Keunikan Tari Lenso terletak pada penggunaan sapu tangan sebagai properti utama, berbeda dengan tarian daerah lainnya. Penari menggunakan kebaya putih dengan aksesori tradisional seperti konde yang dihiasi bunga ron. Alat musik pengiring seperti totobuang dan tifa memberikan nuansa khas dalam setiap pertunjukan. Tari Lenso bukan hanya sekadar tarian, tetapi juga merupakan cerminan identitas dan budaya masyarakat Maluku yang kaya. Dengan keanggunannya, tari ini terus menjadi bagian penting dari perayaan adat dan kehidupan sosial masyarakat, serta untuk menjaga tradisi agar tetap hidup di tengah modernitas. Penulis : Anisah Kurnia Rahmawati Editor : Dea Arda Rikia |
Tags:
SENI