Tabir Mistis di Balik Moleknya Tari Ronggeng

Gambar seorang penari ronggeng dengan pemain gamelan yang mengiringinya (Sumber: kompas.com)

JAGATBUDAYA.com - Tari Ronggeng merupakan salah satu tarian yang berasal dari Jawa. Dibalik keindahan dan keanggunannya, tarian ini kerap kali dihubungkan dengan unsur mistis.  Hal ini dikarenakan pada saat mulai menari, penari dianggap sedang berinteraksi dengan dunia lain. 

Dikutip dari Kompas.com, kata ronggeng berasal dari Bahasa Sansekerta ‘renggana’ yang berarti perempuan pujaan. Sedangkan mengutip dari nationalgeographic.grid, kata ronggeng diyakini berasal dari bahasa Sunda, yaitu rwang yang berarti ruang, rongga, atau lubang sebagai simbol alat kelamin perempuan. Kesenian tari ini sudah ada sejak berabad-abad lalu, di mana para penari perempuan dianggap sebagai lambang kesuburan dan perantara bumi dengan dunia lain. Para penari Ronggeng pun dianggap sebagai jelmaan Dewi Sri di dunia.

Ronggeng bukan hanya sekadar tarian hiburan. Khususnya dalam konteks budaya Jawa, tarian ini sering dikaitkan dengan ritual keagamaan dan kepercayaan animisme. Penari ronggeng, yang sering disebut sebagai "ronggeng", dipercaya memiliki kemampuan khusus untuk berkomunikasi dengan dunia roh. Mereka dianggap sebagai perantara antara manusia dan alam gaib.

Sebelum pertunjukan, penari ronggeng sering melakukan ritual-ritual tertentu untuk menyucikan diri dan memohon perlindungan dari roh-roh jahat. Ritual ini bertujuan untuk menciptakan suasana yang sakral dan memungkinkan penari untuk terhubung dengan dunia spiritual. Banyak mitos dan legenda yang berkembang di masyarakat seputar penari ronggeng. Ada yang percaya bahwa penari ronggeng memiliki kekuatan untuk menghipnotis penonton, sementara yang lain percaya bahwa mereka dapat melihat masa depan. Kisah-kisah semacam ini semakin memperkuat aura mistis yang melekat pada tarian ronggeng.

Seiring berjalannya waktu, tarian ronggeng mengalami transformasi. Jika pada awalnya tarian ini memiliki fungsi ritual yang kuat, kini tari ronggeng lebih sering dipentaskan sebagai bentuk hiburan. Namun, meski telah mengalami perubahan, aura mistis yang melekat pada tarian ini tetap terasa hingga saat ini.


Penulis : Maharani Satwikazahra C. 

Editor : Anisah Kurnia Rahmawati


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama