Kolam Pasiraman Umbul Binangun di Kompleks Taman Sari Yogyakarta (Sumber: website kompas.com Shutterstock/Nuttaphong Kanchanachaya) |
JAGATBUDAYA.com – Taman Sari Yogyakarta, yang dikenal sebagai salah satu situs bersejarah peninggalan Kesultanan Yogyakarta yang kaya akan nilai budaya. Bangunan yang terletak di barat daya Keraton Yogyakarta ini dibangun pada pertengahan abad ke-17 oleh Sultan Hamengkubuwono I sebagai tempat peristirahatan atau pesanggrahan sekaligus benteng pertahanan bagi keluarga kerajaan.
Nama Taman Sari memiliki arti “taman yang indah”, nama ini diberikan karena pada awalnya Taman Sari merupakan taman air yang luas. Kompleks ini terdiri dari kolam pemandian, danau buatan, terowongan bawah tanah, hingga masjid yang semuanya dirancang menggunakan arsitektur khas Jawa yang dipadukan dengan gaya Portugis.Taman Sari juga dirancang sebagai benteng pertahanan strategis yang memiliki akses terowongan bawah tanah yang konon katanya dapat menembus ke Laut Selatan.
Dalam sebuah video wawancara di YouTube khori_EFF, seorang tour guide menjelaskan bahwa di Taman Sari terdapat kesatuan antara tiga budaya dan tiga agama. Yang pertama ada budaya Mataram, budaya Cina, dan budaya Eropa. Lalu untuk agama ada agama Hindu, agama Budha, dan agama Islam.
Bagian yang terkenal dari Taman Sari adalah kompleks pemandian Pasiraman Umbul Binangun yang memiliki tiga kolam yakni Umbul Pamuncar, Umbul Panguras, dan Umbul Kawitan. Dulu pemandian tersebut digunakan oleh Sultan dan keluarganya. Selain itu, terdapat pula masjid tersembunyi bernama Sumur Gumuling. Masjid ini merupakan representasi nilai agama Islam yang digambarkan melalui lima tangga sebagai simbol lima rukun Islam.
Seiring berjalannya waktu, sebagian besar bangunan di Taman Sari mengalami kerusakan. Meski demikian, sisa-sisa keindahan dan kemegahannya masih dapat dinikmati hingga kini. Pemerintah bersama dengan masyarakat sekitar terus melakukan upaya konservasi untuk menjaga kelestarian situs bersejarah ini.
Taman Sari kini menjadi salah satu destinasi wisata budaya yang populer, baik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Pengunjung dapat melihat kemegahan arsitektur masa lalu sekaligus belajar tentang sejarah dan nilai budaya yang terkandung di dalamnya. Bangunan ini tak hanya menjadi saksi bisu perjalanan Kesultanan Yogyakarta, tetapi juga menjadi warisan budaya yang terus hidup dalam setiap sudutnya.
Penulis : Anisah Kurnia Rahmawati
Editor : Devita Melanie Candra
Terimaksih infonya menambahh wawasan ku...
BalasHapus